Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2013

Buku Kumpulan Puisi Yang Merindu Yang Mencinta Karya Nanang Suryadi

Buku Kumpulan Puisi Nanang Suryadi: Yang Merindu Yang Mencinta, diterbitkan oleh nulisbuku.com pada tahun 2012. Pembelian buku dapat langsung ke: nulisbuku.com   Ikuti cara pemesanan buku di situs nulisbuku.com untuk mendapatkan buku kumpulan puisi Nanang Suryadi ini. Buku Kumpulan Puisi yang Merindu yang Mencinta ini berisi puisi-puisi cinta yang dapat menginspirasi pembacanya. Sila nikmati buku kumpulan puisi karya Nanang Suryadi ini. Download contoh puisi dalam Kumpulan Puisi ini:  Buku Kumpulan Puisi Yang Merindu Yang Mencinta

Buku Kumpulan Puisi Derai Hujan Tak Lerai Karya Nanang Suryadi

DERAI HUJAN TAK LERAI derai hujan, tubuhmu kuyup,  sayup mata,  isyaratkan keraguan "kemana pergi? kemana pergi?" hanya kabut dan putih buih hujan, menyapa pandangan "kakiku goyah, lemah, gamang melangkah" begitu samar pandangku jalanan basah, becek dan berlumpur tak ada arah dituju, langit begitu kelabu derai hujan tak lerai; Cilegon, 28 Juli 1998 Buku Kumpulan Puisi Derai Hujan Tak Lerai Karya Nanang Suryadi dapat dibeli langsung melalui  nulisbuku.com  sila klik link  http://nulisbuku.com/books/view/derai-hujan-tak-lerai  untuk melihat penjelasan tentang buku Kumpulan Puisi Derai Hujan Tak Lerai ini. Sila download contoh-contoh puisi dalam Buku Kumpulan Puisi ini   di: http://nulisbuku.com/books/download/samples/a4a655b1a5f2811b06001d87917eb9ed.pdf

Buku Kumpulan Puisi BIAR! karya Nanang Suryadi

Buku Kumpulan Puisi BIAR! Karya Nanang Suryadi Buku Kumpulan Puisi BIAR! karya Nanang Suryadi dapat dipesan melalui INDIE BOOK CORNER . Sila Kontak Irwan Bajang untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang Buku Kumpulan Puisi BIAR! Atau langsung meluncur ke link ini:  http://bukuindie.com/beli-buku/cara/ Sila baca ulasan Yusri Fajar tentang buku ini: ESTETISISME, REPETISI DAN DONGENG BINATANG[1] Oleh: Yusri Fajar [2] Menulis puisi bukan proses kreatif dalam ruang hampa. Namun tidak banyak penyair memiliki keinginan mengisi ruang puisi dengan muatan ideologis dan kepentingan di luar seni. Persentuhan penyair dengan lingkungan, manusia dan alam, bisa memengaruhi gaya dan pilihan tema puisi. Tetapi sejauh mana manusia, alam dan berbagai fenomena di sekitarnya direpresentasikan dan dikonstruksi dalam puisi,  akan sangat diwarnai oleh kecenderungan penyair—apakah ia akan berkonsentrasi pada struktur internal puisi dan ‘universalitas’ makna atau lebih berkepentingan mengusung ‘seruan’ ba

Buku Kumpulan Puisi Cinta, Rindu dan Orang-orang Yang Menyimpan Api dalam Kepalanya

Buku Kumpulan Puisi Nanang Suryadi berjudul: Cinta, Rindu dan Orang-orang yang Menyimpan Api dalam Kepalanya bisa dibeli langsung melalui penulisnya. Sila klik di gambar cover berikut ini: Cinta, Rindu dan Orang Yang Menyimpan Api dalam Kepalanya Kirim pesan di email: nanangsuryadi@yahoo.com twitter: @penyaircyber facebook: http://facebook.com/nanangsuryadi dengan menulis alamat kirim dan jumlah pemesanan. Harga perbuku: 60.000 + ongkos kirim. Silakan ditransfer melalui:  BRI KCP Unibraw 0579-01-015778-50-2 Atas nama: Nanang Suryadi Berikut komentar  beberapa pembaca buku ini: Puisi-puisi Nanang Suryadi ini bisa hadir membawa wajah Indonesia yang tidak dibungkus dengan kepalsuan dan tipu daya.  (Asep Sambodja, Penyair, Dosen FIB UI) Membaca dan memaknai puisi Nanang Suryadi yang sangat produktif dan kreatif memerlukan waktu dan bekal yang tak sedikit.  (Cunong Nunuk Suraja, Dosen FKIP, Universitas Ibn Khaldun) Pada dekade 2000-an, di mana Nanang Suryadi masuk di dalamnya, menunjukkan p

Buku Kumpulan Puisi

Blog Buku Kumpulan Puisi ini akan menampilkan buku-buku kumpulan puisi yang banyak diterbitkan oleh para penulis di tanah air. Perkembangan buku kumpulan puisi di Indonesia saat ini sangat menakjubkan. Buku-buku kumpulan puisi banyak diterbiitkan oleh banyak penulis puisi . Bagi anda yang ingin buku kumpulan puisinya tampil di blog ini, silakan menghubungi redaksi untuk ditampilkan di halaman-halaman blog buku kumpulan puisi ini. Sebenarnya blog ini bisa merupakan buku kumpulan puisi juga, karena di era puisi cyber atau sastra cyber saat ini, buku kumpulan puisi bisa berupa buku kumpulan puisi digital, bukan hanya berupa buku kumpulan puisi dalam bentuk kertas. Blog-blog puisi yang bertebaran di dunia maya, serupa dengan buku kumpulan puisi di toko-toko buku atau di rak-rak perpustakaan. Namun saat ini dan tentu saja ke depan, para pembaca puisi hanya cukup berbekal smart phone, dia dapat menikmati bait-bait kata-kata indah dari banyak penulis puisi. Julukan penyaircyber mungk

Blog dan Portal Sastra Indonesia

Dalam daftar link di bagian menu sebelah kanan blog Puisi ini, saya mencantumkan banyak banyak link dari teman-teman penyair, juga portal-portal sastra yang mungkin akan bermanfaat bagi yang memerlukan. Saat ini selain mengelola beberapa blog pribadi, saya juga mengelola beberapa portal yang berkaitan dengan seni budaya dan sastra, yaitu: fordisastra.com Portal Sastra Indonesia , Jendelabudaya.com Portal Seni Budaya dan Cybersastra.org Portal Sastra Cyber Sila ditengok juga: Puisi Universitas Brawijaya  Nanang Suryadi Lecture UB Web Nanang Suryadi

Sila kirim Puisi ke fordisastra.com

Bagi rekan-rekan yang ingin mengirim puisi sila kunjungi fordisastra.com , portal sastra Indonesia yang berdiri sejak 2005. Portal Sastra Indonesia ini selain memuat puisi , juga memuat cerpen, esai, novel, biografi sastrawan dll. Sila pasang link blog anda juga di sana, sisipkan di antara karya yang anda kirim. Sekedar informasi Pagerank fordisastra.com saat ini 4, mungkin bisa membantu membacklink blog-blog anda untuk meningkatkan pagerank juga. Sila kunjungi fordisastra.com , portal sastra Indonesia . Sila ditengok juga:   Puisi Universitas Brawijaya  Nanang Suryadi Lecture UB Web Nanang Suryadi

RUMAH PUISI DUNIA MAYA

- dengan Blog siapa pun bisa menjadi sastrawan Oleh : Qaris Tajudin(Koran Tempo, Ruang Baca, Februari 2007) "Every writer mus have an address," kata Cythia Ozick. Setiap penulis memiliki 'rumah'. Dan di dunia maya, para penulis mendapatkan pada blog. Berbeda dengan mailing list yang menjadi tempat mereka berbagi dan berdiskusi, blog adalah sesuatu yang lebih personal. Orang boleh singgah, tapi mereka adalah tamu. Pengunjung boleh ada, tapi kehadiran mereka bukan inti keberadaannya. Blog adalah eksistensi pemiliknya. Popularitas blog yang meroket sejak pergantian milenium ini memunculkan demokratisasi (untuk yang kesekian kalinya) di ranah maya. Tanpa duit dan prosedur berbelit, setiap orang bisa memiliki tempat di internet. Ini mengundang banyak orang untuk mematok kapling di dunia maya. Tak perlu diisi dengan hal-hal serius, toh kita bisa mendapatkannya dengan amat mudah. Lebih mudah dari menulis di buku diari.Para blogger menumpahkan muntah mantihnya di sana. Term

Sajak di Kampung dan Kafe-kafe

Dalam jagat Internet, sastra tumbuh menjadi sesuatu yang tak angker. Belum menghasilkan karya yang cemerlang, tapi orang jadi tak sungkan menulis sajak, cerpen, atau esai—sebagian bahkan sudah diterbitkan menjadi buku. Inilah kisah seputar aktivis sastra cyber. SUATU hari pada tahun 2000. Di sebuah warung Internet di Depok, Gratiagusti Chananya Rompas duduk mencangkung di depan komputer. Tangannya memencet-mencet papan tombol, mengisi kolom-kolom pada tampilan Yahoogroups. Anya, begitu ia biasa dipanggil, belum lama kenal Internet. Tetapi ia tahu, di ranah maya ini bisa terbentuk ruang diskusi. Ia memilih Bunga Matahari sebagai nama milis. Selama beberapa waktu, milis itu hanya beranggotakan dua orang. Anya dan temannya, Danar Pramesti. Keduanya adalah mahasiswa Universitas Indonesia penyuka puisi. Bunga Matahari semula mereka bangun sebagai ajang rendezvous pertukaran puisi antar-mereka. ”Sebelum di milis, kami tuker-tukeran puisi kalau ketemu di kampus,” kata Anya. Kini, enam

Menyikapi Internet Sebagai Media Bersastra

JAKARTA—Pembacaan cerita pendek oleh Danarto di QB Book Store saat peluncuran Graffiti Imaji oleh Yayasan Multimedia Sastra pekan lalu adalah sebuah momen menarik buat para penulis yang selama ini cukup produktif di dalam situs internet. Terbitnya kumpulan cerita pendek—memuat 83 karya yang dipilih oleh Sapardi Djoko Damono, Yanusa Nugroho, dan Anna Siti Herdiyanti—ini menguatkan posisi karya sastra dalam dunia internet. Seiring perkembangan teknologi, internet menjadi alternatif media bagi seniman untuk berkarya. Tak heran, banyak situs yang kemudian bermunculan untuk mewadahi kreativitas para sastrawan. Salah satunya adalah www.cybersastra.net. Situs yang dibentuk oleh Yayasan Multimedia Sastra ini nyatanya mampu menjadi wadah yang memadai. Buktinya, telah dua buku diterbitkan oleh Yayasan Multimedia Sastra yang ma

Catatan untuk Sepilihan Sajak Nanang: Banyak Ruang Terbuka

Oleh: Sutan Iwan Soekri Munaf Berhadapan dengan sajak tidaklah sama dengan berhadapan dengan prosa, baik cerita maupun tulisan bentuk lainnya. Bermuka-muka dengan sajak akan menguak pengalaman batin dan pengetahuan pikir serta kemampuan berimajinasi. Jika berhadapan dengan prosa, baik cerita maupun tulisan lainnya, akan terkuak pesan yang ingin dikomunikasikan pengarangnya kepada pembaca, berhadapan dengan sajak maka pembacalah yang diharapkan proaktif menguak pesan yang akan disampaikan penyairnya. Pasalnya, dalam sajak itu banyak ruang terbuka, mengutip kalimat dalam sajak Nanang Suryadi berjudul “Intro” (hlm. 11). Paling tidak, itulah titik berangkat saya saat berhadapan dengan sepilihan sajak Nanang Suryadi berisi 99 sajak dalam kumpulannya berjudul Telah Dialamatkan padamu, terbitan Dewata Publishing tahun 2002 lalu. Saat berhadapan dengan Telah Dialamatkan padamu itu, saya pun diantarkan oleh Ahmaddun Y. Herfanda lewat tulisannya “’Erotisme Religius' Sajak Nanang”. Namun

Nanang Suryadi: Arthur Rimbaud Nusantara!

Oleh: A. Kohar Ibrahim Di tengah malam sunyi sepi timbul kegairahan, sekalipun di luar langit hitam kelabu keputihan cahaya bumi berselimut salju. Dingin sekali. Selagi dimamah rindu pada Srikandi penggenggam pena di Nusantara, membuka jendela kaca ordina, kudapati sepucuk surat elektronika berisi undangan yang segera menghangati pikiran dan hati. Maka aku sambut senang undangan itu, apalagi yang datang dari seorang penyair bernama Nanang Suryadi. Untuk menikmati sajiannya berupa kumpulan puisi (kupuisi) berjudul Telah Dialamatkan padamu terbitan Dewata Publishing akhir tahun lalu. Kupuisi yang sampulnya indah berupa komposisi paduan yang kontras clear-obscur (gelap-terang), lembut tegar, berat ringan itu memang membikin orang seperti saya segera merasa tergelitik. Senang dalam menikmatinya. Dari bagian pertama sampai yang akhir. Suatu paduan yang hamornis lagi logis isinya aneka ragam warna dengan segala nuansa perasaan dan pemikiran. Betapa tidak. Tiap kata yang dikomposisi

'Erotisme Religius' Sajak Nanang

Oleh: Ahmadun Yosie Herfanda ‘Erotisme religius’. Barangkali ini istilah yang aneh. Mungkinkah sesuatu yang erotis – yang sangat profan – bisa bercitra religius? Sulit untuk menjawab ya. Tapi, ketika membaca beberapa sajak Nanang Suryadi yang terkumpul dalam buku ini, sebutan ‘erotisme religius’ itu sulit untuk dihindari. Simaklah, misalnya, sajak Penari Telanjang berikut ini, Menarilah engkau dengan telanjang Di matamu matahari di matamu rembulan Dan hujan berderaian dan bintang berpendaran Berderaian pelangi dikibas ke kiri ke kanan Menarilah engkau Berputar menggeliat gelinjang Hingga mengencang syahwat Serindu-rindu akan wajah Kekasih Ah rintih: Kau rinduku! Mabuk kepayangku pada-Mu! Wajah-Mu! Tatap-Mu selalu! Dan kau kelupas segala tabir rahasia Hingga inti hingga tiada lagi jarak Sirna dan tiada Sajak di atas sangat menarik dan bisa mengundang rasa penasaran pembaca. Tanpa menulis ‘Kekasih’ dengan ‘K’ besar, dan tanpa menulis ‘Mu’ dengan ‘M’ besar, sajak di atas cenderung

Telah Dialamatkan padamu Sepilihan Sajak Nanang Suryadi

Oleh: Cunong Nunuk Suraja Membaca judul buku kumpulan puisi Nanang, selintas kita sudah terikat pada kata "sepilihan", sebuah kata yang mengisyaratkan adanya kesatuan atau jumlah satu. Barangkali saja penyair akan mempunyai dua atau sekian pilihan. Penggunaan kata yang menabrak kaidah bahasa Indonesia ini akan kita jumpai dalam 100 sajak Nanang yang terpilih dalam buku puisi ini. Nanang sangat suka mengerjai kata dalam sajak-sajaknya dan ini merupakan hak penyair yang dikenal dengan poetic license . Untuk sekadar contoh, kita simak puisi-puisi berikut. terjemah kehendak, pada langit luas ………………………………………… mungkin cuma gurau melupa duka, karena ………………………………………… berabad telah lewat, apa yang ingin didusta? pada bening mata (Sajak “Intro”) Dalam darah buncah meruah gelombangkan gelisah kalut Seperti laut dalam tatapmu memagut. Demikian gairah meniada rasa takut ……………………………………… Ada ruang kosong. Keheningan. Jika engkau demikian lelah. Masuklah. Ada ruang