Skip to main content

Contoh Puisi Religi

SEBAGAI ORANG YANG MENZALIMI DIRI SENDIRI

sebagai adam yang terusir dari negeri jauh itu akupun menangis dan memohon ampun atas penzaliman diri sendiri sebagai nuh yang menangis mendoa di hujan deras meminta ampunan bagi kanaknya yang durhaka sebagai yunus yang lari dari kaumnya di perut ikan nun sebagai ibrahim yang berdoa meminta ampunan bagi bapak pembuat berhala aku berdoa sebagai orang-orang yang telah menzalimi diri sendiri di usia sia-sia tak henti menerima kekalahan diri sendiri dari goda dari angan mimpi yang dikejar sebagai bayang tiada habis ke ujung cakrawala gairah yang menyala sambil mencoba menipu diri sendiri menipu tatapmu berulangkali dengan khianat tapi engkau demikian tajam menatap tak aku sanggup sembunyi bahkan dari diri sendiri yang menyeru agar aku berhenti menzalimi diri sendiri di lintasan waktu yang membuat dada cintaku pecah berhamburan peristiwa-peristiwa kegilaan pikiran memuncak puncak ke cakrawala otakku hingga burai segala isi sebagai pecahan-pecahan kaca kepingan wajahmu terbanting ke lantai kasar jiwaku yang gelap rindu cahaya cintamu rindu cahaya ampunmu rindu cahaya kasihsayangmu selalu.

Depok, 2002


Comments

Popular posts from this blog

RUMAH PUISI DUNIA MAYA

- dengan Blog siapa pun bisa menjadi sastrawan Oleh : Qaris Tajudin(Koran Tempo, Ruang Baca, Februari 2007) "Every writer mus have an address," kata Cythia Ozick. Setiap penulis memiliki 'rumah'. Dan di dunia maya, para penulis mendapatkan pada blog. Berbeda dengan mailing list yang menjadi tempat mereka berbagi dan berdiskusi, blog adalah sesuatu yang lebih personal. Orang boleh singgah, tapi mereka adalah tamu. Pengunjung boleh ada, tapi kehadiran mereka bukan inti keberadaannya. Blog adalah eksistensi pemiliknya. Popularitas blog yang meroket sejak pergantian milenium ini memunculkan demokratisasi (untuk yang kesekian kalinya) di ranah maya. Tanpa duit dan prosedur berbelit, setiap orang bisa memiliki tempat di internet. Ini mengundang banyak orang untuk mematok kapling di dunia maya. Tak perlu diisi dengan hal-hal serius, toh kita bisa mendapatkannya dengan amat mudah. Lebih mudah dari menulis di buku diari.Para blogger menumpahkan muntah mantihnya di sana. Term...

dan

dan jiwa yang sedang bergejolak itu mendidihkan kenangan-kenangan hingga matang puisi di tungku jiwamu hingga waktu menghela kereta mimpi ke segala tak berbatas nafasmu

Sudah kau temukankah kata-kata

penyair, sudah kau temukankah kata-kata? di lembah mana di ngarai mana kau kira kata bertahta. hingga berkelana engkau mencari kata-kata. di gunung mana di pantai mana kata-kata berada. hingga berkelana engkau memburu kata-kata. "kata-kata memburuku. namun aku menutup pintu!"