Skip to main content

Puisi Mencakar Wajahmu Dengan Kuku Jemarinya Yang Lentik




puisi yang diam-diam ingin kau tulis mencakar wajahmu. dengan kukunya yang tajam. dan kau menulisnya sebagai kepedihan. inilah puisi, katamu, sambil membayangkan kuku di jemarinya yang lentik. dan menyisakan perih di wajahmu.

puisi yang kau kira sebagai kucing manis. berbulu lembut halus. ingin kau timang-timang dalam untaian kata di dalam sajak-sajak. yang ingin kau tulis di sebuah senja yang indah. saat matahari menyemburatkan warna jingga di langit.

tapi tak kau tahu siapa puisi. karena kau terbius oleh mabuk kagum.dengan debar di dada. peperti debur perlahan gelombang di pantai-pantai landai berpasir putih gemerlap tertimpa cahaya. di pantai mimpimu.

dengan harap untuk dapat mengetahui segala rahasianya. kelembutannya. sebagai kedamaian yang hadir dalam hatimu. sebagai ekstase yang menuntaskan segala birahi. membuat hidup jadi demikian gairah. menyala terang seterang purnama bulan. maka kau ingin mengabadikan puisi dalam huruf-huruf, kata-kata, frasa, kalimat, bait, sajak…

sebagai puisi, katamu. tapi tak kau tahu puisi sebenar-benar puisi. seperti saat ini. tak dapat kau menuliskan puisi sesungguhnya. karena yang kau ingat hanya kuku jemarinya, yang melukai wajahmu.

maka kaupun mulai membenci puisi. dan mencoba menghapusnya dari ingatan. tapi puisi hadir di mana-mana. dengan senyumnya. dengan kerling matanya yang menggoda. dengan gerai rambutnya yang melambai-lambai. dengan suara lembutnya. dengan desah manjanya. dengan tawanya. dengan lembut jemarinya. dengan ….

puisi mengejekmu. dengan segala kenangan. dan kau tenggelam dalam pusaran arus gelombang puisi yang memabukkan.

tenggelamlah engkau dalam puisi yang menjelma jadi lautan mimpimu. hingga di dasarnya kau tahu: puisi

depok, 7 januari 2003


Comments

Popular posts from this blog

Kumpulan Puisi Orang Yang Merenung dan Perenungan

Kumpulan Puisi  sajak-sajak: nanang suryadi   ORANG YANG MERENUNG  PRIBADI YANG TERBELAH bercakap sebagai karib yang selalu menghinakan satu sama lain melecehkan, bertempur dalam ruang dan waktu: diri! ada berapa kepribadian yang hadir pada dirimu? bertolak belakang paradoksal atau saling melengkapi sebagai harmoni sekular atau tak dikotomis atau bukan engkau hadir mencoba untuk tidak goyah, utuh mengatakan pada dunia tapi tak bisa senantiasa ada dialektik senantiasa ada keinginan-keinginan manusia yang tak terpadamkan , sepertinya..... Malang, 7 Juni 1997 ORANG YANG MERENUNG buat: cak zen tanda yang membayang pada bola mata adalah dunia berputaran dalam benak kepala terbacalah kegundahan manusia merenungkan kehidupan sebagai cerita tiada habis-habisnya seperti juga ayat yang terbuka untuk ditafsirkan alam mengajarkan rahasia-rahasia sebagai tanda-tanda terbacakah juga di situ segala jawaban? orang yang merenung ...

Bulan di Langit Malam

Melintasi malam Bulan separuh Di langit cerah Cahayanya menerang Di kejauhan Malang, 2023 

Contoh Puisi Eksperimen

ADA YANG MENCATAT ada yang mencatat demikian cermat dan khidmat syariat hakikat makrifat di sebalik hikmat peristiwa demi peristiwa berpijaran di rentang laku hidup waktu berkejaran kemana segala kan beralamat? tanya sebuah taklimat semoga kau selamat! seru surat kawat peristiwa demi peristiwa berluncuran hidup kematian mati kehidupan UNTUKBENTUKPUISIBENTUKUNTUKPUISI hari-hari hibuk sibuk mimpi-mimpi menumpuk-tumpuk sepi-sepi menumbuk- tumbuk nyeri-nyeri memabuk-mabuk ngeri-ngeri mencambuk-cambuk diri- diri mengutuk-kutuk buruk-teruk hari amuk-peluk mimpi remuk-bekuk sepi tekuk-keluk nyeri ceruk-ceruk ngeri rusuk-busuk diri