Skip to main content

KAWI dan YANG KITA BUTUHKAN ADALAH

KAWI

siapakah yang kau cari di situ, pada putih kabut mendung langit dingin
udara rinai gerimis melayarkan ingatan pada wajah leluhur tak kau
kenal, hanya nama yang ditoreh pada batu dan buku

putih kabut mendung langit dingin udara rinai gerimis menyapa
sepanjang jalan pendakian antara wajah lelah penziarah, lengang
masjid, torehan prasati, harum dupa, wangi bunga, pohon dewandaru,
kertas ciamsi, nyala lilin, dewi kwan im, cwimie malang….

apa yang kau cari di situ pada putih kabut mendung langit dingin udara
rinai gerimis menziarahi diri berulang kali dengan ingatan pada
perhitungan nasib baik dan buruk, peruntungan dan kesialan, kebahagian
dan kesedihan

kawi – malang, 13-14 Juli 2006


YANG KITA BUTUHKAN ADALAH

yang kita butuhkan adalah:
kerendahatian ketika diri gelisah mencari jawaban siapa diri

yang kita butuhkan adalah:
penerimaan ketika diri menyesal tak gapai mimpi-mimpi

yang kita butuhkan adalah:
kejujuran ketika diri diselimuti dusta tiada henti

yang kita butuhkan adalah:
kasih sayang ketika diri dirajam benci dan dengki

yang kita butuhkan adalah:
memahami diri sendiri

malang, 14 Juli 2006 dini hari

Comments

Popular posts from this blog

Kumpulan Puisi Sosial Politik Kemasyarakatan

Kumpulan Puisi Sosial Politik Kemasyarakatan SAJAK-SAJAK NANANG SURYADI  ORANG ORANG  YANG MENYIMPAN API DALAM KEPALANYA PADA TEMARAM PERTARUHAN DIMAINKAN di sudut sebuah pasar malam, bayangan tentang las vegas, macao, dan crown melintas-lintas dalam benakku, seorang perempuan tua meraup coin dari alas penuh nomer, pada temaram pertaruhan dimainkan, nasib baik atau buruk penjudi kelas teri di pojok yang lain, gambar ikan dan udang yang ditebak menyimbolkan apa? selain penasaran yang minta dilunaskan, karena kekalahan menikam ulu hati, memakilah, karena tiada mampu berbuat apa melihat segalanya terjadi: upeti diselinapkan pada tangan siapa. namun adakah yang peduli, karena pertaruhan terus dimainkan. hidup dan mati di meja kehidupan. (sepertinya malam telah begitu larut, dalam benak kita menari-nari dursasana dan sengkuni yang menang dadu. adakah kita pandawa yang terusir ke hutan belantara?) Malang, 1997 KINCIR DIAM SEBUAH PASAR MALAM

Kumpulan Puisi Protes Sosial: Surat Untuk Ibu Pertiwi

Sajak-sajak NanaNg SuRyaDi SURAT UNTUK IBU PERTIWI STOP PRESS, 1998 "untuk hidup mengapa begitu rumitnya?" televisi menyala: rupiah terpuruk jatuh harga membumbung tinggi banyak orang hilang tak tentu rimbanya 12 Mei 1998 mahasiswa mati tertembak siapa? 13-14 Mei 1998 kota-kota terbakar kerusuhan perkosaan, teror! 21 Mei 1998: "sang raja lengser keprabon" graffiti menyala di tembok-tembok: "pendukung reformasi" eksodus: "singapura-hongkong-china-taiwan!" munaslub: "turunkan para pengkhianat!" ninja beraksi, orang berlari, maubere: "referendum!" "mengapa hidup begitu rumitnya?" seorang ayah bunuh diri bersama empat anaknya 1998, belum usai... (hari ini ada berita apa lagi?) Malang, 1998  DERING TELPON DARI MANA ASALNYA dering telpon dari mana asalnya, berdering-dering saja, kabarkan apa, apakah berita yang sama seperti kemarin, tentang sebuah negara berkembang

Contoh Sajak Rindu kepada Tuhan

Di Saat Aku Merinduimu Genta waktu yang kau bunyikan Dentingnya sampai di sini Di penghujung hari Saat ku merinduimu Apa yang ingin kau kabarkan? Di kelebat saat yang fana Engkau demikian abadi Dalam ingatanku Sejak kau hembus Tak pupus Hingga kini Hingga gigilku sendiri Merinduimu Di lelangit harap dan mimpi Kutatap Juntaian takdir Leliku Jalan-jalan bercabang Sampaikah aku Menujumu? Di hariba Cintamu