Skip to main content

Buku Kumpulan Puisi Cinta, Rindu dan Orang-orang Yang Menyimpan Api dalam Kepalanya

Buku Kumpulan Puisi Nanang Suryadi berjudul: Cinta, Rindu dan Orang-orang yang Menyimpan Api dalam Kepalanya bisa dibeli langsung melalui penulisnya. Sila klik di gambar cover berikut ini:

Buku Kumpulan Puisi, Nanang Suryadi, Cinta Rindu dan Orang Yang menyimpan Api dalam Kepalanya
Cinta, Rindu dan
Orang Yang Menyimpan
Api dalam Kepalanya
Kirim pesan di email: nanangsuryadi@yahoo.com twitter: @penyaircyber facebook: http://facebook.com/nanangsuryadi dengan menulis alamat kirim dan jumlah pemesanan.

Harga perbuku: 60.000 + ongkos kirim. Silakan ditransfer melalui: 
BRI KCP Unibraw 0579-01-015778-50-2
Atas nama: Nanang Suryadi

Berikut komentar  beberapa pembaca buku ini:

Puisi-puisi Nanang Suryadi ini bisa hadir membawa wajah Indonesia yang tidak dibungkus dengan kepalsuan dan tipu daya. (Asep Sambodja, Penyair, Dosen FIB UI)

Membaca dan memaknai puisi Nanang Suryadi yang sangat produktif dan kreatif memerlukan waktu dan bekal yang tak sedikit. (Cunong Nunuk Suraja, Dosen FKIP, Universitas Ibn Khaldun)

Pada dekade 2000-an, di mana Nanang Suryadi masuk di dalamnya, menunjukkan pergeseran wawasan estetik yang ditandai oleh berubahnya struktur larik dan bait... Puisi-puisi yang terangkum dalam buku ini, ternyata sebagai perpanjangan tangan konsepsi estetis perpuisian Indonesia. (Dimas Arika Mihardja, Penyair, Dosen FKIP Universitas Jambi)

Bagi saya, N.S. adalah sosok yang sangat merdeka dan memerdekakan karyanya dari segala pemahaman, teori dan methodologi apapun. Dibutuhkan energi ekstra untuk menikmati buku ini karena muatan puisinya yang demikian banyak. ā€œBanyakā€ di sini adalah mencakup berbagai tematika, nuansa, warna, gaya dan bahkan keanekaragaman psiko-emosi N.S. (Wilu Ningrat, Penikmat Sastra dari Tegal, teman facebook Nanang Suryadi)

Nanang melakukan resistensi terhadap homogenitas wacana dengan cara mengeksplorasi heterogenitas pandangan dan pengalaman mulai dari sosial politik, budaya, dan ekonomi hingga hal-hal ā€œindividualā€ yang berkaitan dengan spritualitas, cinta dan eksistensi. (Yusri Fajar, Penyair, Dosen FIB Universitas Brawijaya)

Comments

Popular posts from this blog

Kumpulan Puisi Orang Yang Merenung dan Perenungan

Kumpulan Puisi  sajak-sajak: nanang suryadi   ORANG YANG MERENUNG  PRIBADI YANG TERBELAH bercakap sebagai karib yang selalu menghinakan satu sama lain melecehkan, bertempur dalam ruang dan waktu: diri! ada berapa kepribadian yang hadir pada dirimu? bertolak belakang paradoksal atau saling melengkapi sebagai harmoni sekular atau tak dikotomis atau bukan engkau hadir mencoba untuk tidak goyah, utuh mengatakan pada dunia tapi tak bisa senantiasa ada dialektik senantiasa ada keinginan-keinginan manusia yang tak terpadamkan , sepertinya..... Malang, 7 Juni 1997 ORANG YANG MERENUNG buat: cak zen tanda yang membayang pada bola mata adalah dunia berputaran dalam benak kepala terbacalah kegundahan manusia merenungkan kehidupan sebagai cerita tiada habis-habisnya seperti juga ayat yang terbuka untuk ditafsirkan alam mengajarkan rahasia-rahasia sebagai tanda-tanda terbacakah juga di situ segala jawaban? orang yang merenung ...

Kumpulan Puisi Sosial Politik Kemasyarakatan

Kumpulan Puisi Sosial Politik Kemasyarakatan SAJAK-SAJAK NANANG SURYADI  ORANG ORANG  YANG MENYIMPAN API DALAM KEPALANYA PADA TEMARAM PERTARUHAN DIMAINKAN di sudut sebuah pasar malam, bayangan tentang las vegas, macao, dan crown melintas-lintas dalam benakku, seorang perempuan tua meraup coin dari alas penuh nomer, pada temaram pertaruhan dimainkan, nasib baik atau buruk penjudi kelas teri di pojok yang lain, gambar ikan dan udang yang ditebak menyimbolkan apa? selain penasaran yang minta dilunaskan, karena kekalahan menikam ulu hati, memakilah, karena tiada mampu berbuat apa melihat segalanya terjadi: upeti diselinapkan pada tangan siapa. namun adakah yang peduli, karena pertaruhan terus dimainkan. hidup dan mati di meja kehidupan. (sepertinya malam telah begitu larut, dalam benak kita menari-nari dursasana dan sengkuni yang menang dadu. adakah kita pandawa yang terusir ke hutan belantara?) Malang, 1997 KINCIR DIAM SEBUAH PA...

Bulan di Langit Malam

Melintasi malam Bulan separuh Di langit cerah Cahayanya menerang Di kejauhan Malang, 2023