Skip to main content

Syair Makrifat

Menulis syair tak kunjung tamat
Karena tak sampai puisi pada makrifat

Menulis syair tak kunjung tamat
Karena tak sampai kata pada hakikat

Bagaimana cara membilang diri akan selamat
Jika syair tak mencapai alamat

Bagaimana cara membilang syair terhebat
Jika dhaif diri di depan sang maha dahsyat

Bagaimana diri akan mencapai hakikat
Jika tak kuasa diri menempuh syariat

Bagaimana diri akan mencapai syariat
Jika lalai hayat mencerna ayat

Inilah syair makrifat
Menasihati diri agar tak laknat

Malang, 22 Agustus 2007

Comments

Antz saidā€¦
darimana syair lahir?
dari abjad-abjad tanya
jawabankah syair itu?
atau lingkaran gelibat gelisah dari para pencari...
ghe desafti saidā€¦
pak nanang.
terima kasih sudah berkunjung ke blog saya.
amin pak, memang inginnya menjadi penulis.
:D
insanbiasa saidā€¦
kening saya berkerut mencari nakma puisi bapak. namun saya terkesima.
salam kenal pak.

Popular posts from this blog

Kumpulan Puisi Orang Yang Merenung dan Perenungan

Kumpulan Puisi  sajak-sajak: nanang suryadi   ORANG YANG MERENUNG  PRIBADI YANG TERBELAH bercakap sebagai karib yang selalu menghinakan satu sama lain melecehkan, bertempur dalam ruang dan waktu: diri! ada berapa kepribadian yang hadir pada dirimu? bertolak belakang paradoksal atau saling melengkapi sebagai harmoni sekular atau tak dikotomis atau bukan engkau hadir mencoba untuk tidak goyah, utuh mengatakan pada dunia tapi tak bisa senantiasa ada dialektik senantiasa ada keinginan-keinginan manusia yang tak terpadamkan , sepertinya..... Malang, 7 Juni 1997 ORANG YANG MERENUNG buat: cak zen tanda yang membayang pada bola mata adalah dunia berputaran dalam benak kepala terbacalah kegundahan manusia merenungkan kehidupan sebagai cerita tiada habis-habisnya seperti juga ayat yang terbuka untuk ditafsirkan alam mengajarkan rahasia-rahasia sebagai tanda-tanda terbacakah juga di situ segala jawaban? orang yang merenung ...

Kumpulan Puisi Sosial Politik Kemasyarakatan

Kumpulan Puisi Sosial Politik Kemasyarakatan SAJAK-SAJAK NANANG SURYADI  ORANG ORANG  YANG MENYIMPAN API DALAM KEPALANYA PADA TEMARAM PERTARUHAN DIMAINKAN di sudut sebuah pasar malam, bayangan tentang las vegas, macao, dan crown melintas-lintas dalam benakku, seorang perempuan tua meraup coin dari alas penuh nomer, pada temaram pertaruhan dimainkan, nasib baik atau buruk penjudi kelas teri di pojok yang lain, gambar ikan dan udang yang ditebak menyimbolkan apa? selain penasaran yang minta dilunaskan, karena kekalahan menikam ulu hati, memakilah, karena tiada mampu berbuat apa melihat segalanya terjadi: upeti diselinapkan pada tangan siapa. namun adakah yang peduli, karena pertaruhan terus dimainkan. hidup dan mati di meja kehidupan. (sepertinya malam telah begitu larut, dalam benak kita menari-nari dursasana dan sengkuni yang menang dadu. adakah kita pandawa yang terusir ke hutan belantara?) Malang, 1997 KINCIR DIAM SEBUAH PA...

Bulan di Langit Malam

Melintasi malam Bulan separuh Di langit cerah Cahayanya menerang Di kejauhan Malang, 2023