Skip to main content

SEORANG YANG MENYIMPAN KISAHNYA SENDIRI

Ada yang menyimpan kisahnya sendiri. Di derai daun-daun jatuh. Sebuah taman kota. Dingin angin memagut. Gerimis menyapa. Sesorot mata yang jauh. Ke silam yang riuh. Di dada sendiri. Di ingatan sendiri.

Tapi mata adalah jendela. Kutemu engkau menangis. Sendiri. Di sudut lampau. Mengekal bayang. Mengekal ingatan.

Di baris sajak. Segores luka menyimpan jejak. Dirimu.

Depok, 2002



Comments

Popular posts from this blog

RUMAH PUISI DUNIA MAYA

- dengan Blog siapa pun bisa menjadi sastrawan Oleh : Qaris Tajudin(Koran Tempo, Ruang Baca, Februari 2007) "Every writer mus have an address," kata Cythia Ozick. Setiap penulis memiliki 'rumah'. Dan di dunia maya, para penulis mendapatkan pada blog. Berbeda dengan mailing list yang menjadi tempat mereka berbagi dan berdiskusi, blog adalah sesuatu yang lebih personal. Orang boleh singgah, tapi mereka adalah tamu. Pengunjung boleh ada, tapi kehadiran mereka bukan inti keberadaannya. Blog adalah eksistensi pemiliknya. Popularitas blog yang meroket sejak pergantian milenium ini memunculkan demokratisasi (untuk yang kesekian kalinya) di ranah maya. Tanpa duit dan prosedur berbelit, setiap orang bisa memiliki tempat di internet. Ini mengundang banyak orang untuk mematok kapling di dunia maya. Tak perlu diisi dengan hal-hal serius, toh kita bisa mendapatkannya dengan amat mudah. Lebih mudah dari menulis di buku diari.Para blogger menumpahkan muntah mantihnya di sana. Term...

dan

dan jiwa yang sedang bergejolak itu mendidihkan kenangan-kenangan hingga matang puisi di tungku jiwamu hingga waktu menghela kereta mimpi ke segala tak berbatas nafasmu