Skip to main content

Puisi Untuk Cunong Nunuk Suraja, Sahabat Penyair

TAFAKUR
:cunong nunuk suraja

dalam tafakur masih tak henti henti gelisah diri hantam-hantamkan
ombaknya ke karang jiwa tak henti aku menggerung meneriaki cakrawala
hingga habis suara hingga lelah hingga tinggal kosong pasrah menyerah
di arus waktunya!


SELAMAT PAGI JUGA
:cunong nunuk suraja

selamat pagi,
kataku pada matahari,
sepenggalah tingginya.


SELAMAT SIANG JUGA
:cunong nunuk suraja

selamat siang,
kataku pada matahari,

tapi ia sembunyi di balik awan hitam



SELAMAT PAGI JUGA OOM CUNONG

selamat pagi juga oom,
mari kutemani, kata hujan

membasah di rambut dan celana-baju






Comments

Popular posts from this blog

RUMAH PUISI DUNIA MAYA

- dengan Blog siapa pun bisa menjadi sastrawan Oleh : Qaris Tajudin(Koran Tempo, Ruang Baca, Februari 2007) "Every writer mus have an address," kata Cythia Ozick. Setiap penulis memiliki 'rumah'. Dan di dunia maya, para penulis mendapatkan pada blog. Berbeda dengan mailing list yang menjadi tempat mereka berbagi dan berdiskusi, blog adalah sesuatu yang lebih personal. Orang boleh singgah, tapi mereka adalah tamu. Pengunjung boleh ada, tapi kehadiran mereka bukan inti keberadaannya. Blog adalah eksistensi pemiliknya. Popularitas blog yang meroket sejak pergantian milenium ini memunculkan demokratisasi (untuk yang kesekian kalinya) di ranah maya. Tanpa duit dan prosedur berbelit, setiap orang bisa memiliki tempat di internet. Ini mengundang banyak orang untuk mematok kapling di dunia maya. Tak perlu diisi dengan hal-hal serius, toh kita bisa mendapatkannya dengan amat mudah. Lebih mudah dari menulis di buku diari.Para blogger menumpahkan muntah mantihnya di sana. Term...

dan

dan jiwa yang sedang bergejolak itu mendidihkan kenangan-kenangan hingga matang puisi di tungku jiwamu hingga waktu menghela kereta mimpi ke segala tak berbatas nafasmu