Skip to main content

aku mengetuk-ngetuk kepalaku sendiri: tuk.tuk.tuk. ada orang di situ?

"ah terkutuklah segala yang mengacaukan hidupku. terkutuklah segala yang tak memberi makna bagi hidupku!" orang yang bosan menunjuk taktentu

aku mengetuk-ngetuk kepalaku sendiri: tuk.tuk.tuk. ada orang di situ? kepalaku pusing, menjawab: ya, ada kamu di situ. mengutuk melulu.

"tataplah matahari. kau kan tahu silaunya. kau kan tahu panasnya." diriku berteriak kepada diriku yang menatap monitor tak henti-henti. lihat!

huruf-huruf berlesatan. bergegas tanpa henti. mengusir nyeri dalam dada. o dada yang kosong. dada yang tak henti memuntahkan kekosongan.

jam jam memabukkan. di lintasan waktu, aku merasa bosan. menatap huruf yang kian asing. kian mengubur diriku dalam pengap sepi. o, sepi!

Malang, Februari 2011

Comments

Popular posts from this blog

RUMAH PUISI DUNIA MAYA

- dengan Blog siapa pun bisa menjadi sastrawan Oleh : Qaris Tajudin(Koran Tempo, Ruang Baca, Februari 2007) "Every writer mus have an address," kata Cythia Ozick. Setiap penulis memiliki 'rumah'. Dan di dunia maya, para penulis mendapatkan pada blog. Berbeda dengan mailing list yang menjadi tempat mereka berbagi dan berdiskusi, blog adalah sesuatu yang lebih personal. Orang boleh singgah, tapi mereka adalah tamu. Pengunjung boleh ada, tapi kehadiran mereka bukan inti keberadaannya. Blog adalah eksistensi pemiliknya. Popularitas blog yang meroket sejak pergantian milenium ini memunculkan demokratisasi (untuk yang kesekian kalinya) di ranah maya. Tanpa duit dan prosedur berbelit, setiap orang bisa memiliki tempat di internet. Ini mengundang banyak orang untuk mematok kapling di dunia maya. Tak perlu diisi dengan hal-hal serius, toh kita bisa mendapatkannya dengan amat mudah. Lebih mudah dari menulis di buku diari.Para blogger menumpahkan muntah mantihnya di sana. Term...

dan

dan jiwa yang sedang bergejolak itu mendidihkan kenangan-kenangan hingga matang puisi di tungku jiwamu hingga waktu menghela kereta mimpi ke segala tak berbatas nafasmu