Skip to main content

Hutan Bogor Hujan Bogor

kepada: Cunong Nunuk Suraja

aku memasuki hutan sajak
apakah engkau ada di situ

burung merak menari gemulai
seakan ingin melunaskan kenangan

hutan bogor hujan bogor
tulislah di batu batu

di batu tulis di batu tulis
tulislah tentang riwayat raja raja
tulislah tentang riwayat gubernur jendral

tapi mungkin ingin kau tulis pula hujan
pada sajak yang terasa sia sia
di jaman tak ada orang mau membaca

mungkin ingin kau tulis sajak
pada.sebuah perahu kertas
kau titipkan pada.hujan bulan mei

hingga sampai pada kolam
penyair itu
yang menyukai sihir hujan

atau tulislah mantra: luka haha
menangkal banjir
agar tak sampai ke jakarta

dingin udara
sajak sajak mengkerut

hujan bogor
hutan bogor

penyair mbeling menarik selimut
tidur lagi

hujan bogor hutan bogor
mengabadi dalam puisi ini

Bandung, 10 Desember 2017

Comments

Popular posts from this blog

RUMAH PUISI DUNIA MAYA

- dengan Blog siapa pun bisa menjadi sastrawan Oleh : Qaris Tajudin(Koran Tempo, Ruang Baca, Februari 2007) "Every writer mus have an address," kata Cythia Ozick. Setiap penulis memiliki 'rumah'. Dan di dunia maya, para penulis mendapatkan pada blog. Berbeda dengan mailing list yang menjadi tempat mereka berbagi dan berdiskusi, blog adalah sesuatu yang lebih personal. Orang boleh singgah, tapi mereka adalah tamu. Pengunjung boleh ada, tapi kehadiran mereka bukan inti keberadaannya. Blog adalah eksistensi pemiliknya. Popularitas blog yang meroket sejak pergantian milenium ini memunculkan demokratisasi (untuk yang kesekian kalinya) di ranah maya. Tanpa duit dan prosedur berbelit, setiap orang bisa memiliki tempat di internet. Ini mengundang banyak orang untuk mematok kapling di dunia maya. Tak perlu diisi dengan hal-hal serius, toh kita bisa mendapatkannya dengan amat mudah. Lebih mudah dari menulis di buku diari.Para blogger menumpahkan muntah mantihnya di sana. Term...

dan

dan jiwa yang sedang bergejolak itu mendidihkan kenangan-kenangan hingga matang puisi di tungku jiwamu hingga waktu menghela kereta mimpi ke segala tak berbatas nafasmu