Skip to main content

Kembali Jogja Kembali

 Jogja kembali Jogja

Selepas pandemi selepas segala kemuraman ini

 

Aku ingin kembali berfoto di alun alun

Aku ingin kembali berfoto di dekat kraton

Aku ingin kembali berfoto di Malioboro

Aku ingin kembali berfoto di Taman Budaya

Aku ingin membaca relief di monumen Jogja kembali

 

Aku ingin kembali ke Jogja, membincang sastra budaya dalam hangat teh dan panas kopi

Membaca puisi di ruang ruang terbuka

 

Aku ingin kembali, Jogja

Aku ingin berjumpa Faruk, Nuruddin, Pinang, Saut, Aguk

 

Aku ingin kembali Jogja,

seperti sebelum pagebluk ini

 

Malang, 2021

Comments

Popular posts from this blog

RUMAH PUISI DUNIA MAYA

- dengan Blog siapa pun bisa menjadi sastrawan Oleh : Qaris Tajudin(Koran Tempo, Ruang Baca, Februari 2007) "Every writer mus have an address," kata Cythia Ozick. Setiap penulis memiliki 'rumah'. Dan di dunia maya, para penulis mendapatkan pada blog. Berbeda dengan mailing list yang menjadi tempat mereka berbagi dan berdiskusi, blog adalah sesuatu yang lebih personal. Orang boleh singgah, tapi mereka adalah tamu. Pengunjung boleh ada, tapi kehadiran mereka bukan inti keberadaannya. Blog adalah eksistensi pemiliknya. Popularitas blog yang meroket sejak pergantian milenium ini memunculkan demokratisasi (untuk yang kesekian kalinya) di ranah maya. Tanpa duit dan prosedur berbelit, setiap orang bisa memiliki tempat di internet. Ini mengundang banyak orang untuk mematok kapling di dunia maya. Tak perlu diisi dengan hal-hal serius, toh kita bisa mendapatkannya dengan amat mudah. Lebih mudah dari menulis di buku diari.Para blogger menumpahkan muntah mantihnya di sana. Term...

dan

dan jiwa yang sedang bergejolak itu mendidihkan kenangan-kenangan hingga matang puisi di tungku jiwamu hingga waktu menghela kereta mimpi ke segala tak berbatas nafasmu