Skip to main content

KETIKA KAU MENULIS PUISI

 



Ketika kau menulis puisi
Apa yang kau pikirkan
Atau apa yang kau rasakan


Mungkin tentang masa lalu
Mungkin tentang masa kini
Mungkin juga tentang masa depan


Apa yang ingin kau ceritakan
Kenyataan
atau harapan


Apa yang ingin kau ungkapkan
Kesedihan
atau kegembiraan


Mungkin kau demikian sunyi dalam keramaian
Atau di dalam kepalamu demikian ramai saat engkau sendiri


Mungkin engkau bertanya:
"Untuk apa kutulis puisi ini?"
Berulang-ulang, pertanyaan yang sama


Tapi engkau tetap menulis
Puisi
Tanpa pernah tahu mengapa


Indonesia, 27 November 2023

Comments

Popular posts from this blog

RUMAH PUISI DUNIA MAYA

- dengan Blog siapa pun bisa menjadi sastrawan Oleh : Qaris Tajudin(Koran Tempo, Ruang Baca, Februari 2007) "Every writer mus have an address," kata Cythia Ozick. Setiap penulis memiliki 'rumah'. Dan di dunia maya, para penulis mendapatkan pada blog. Berbeda dengan mailing list yang menjadi tempat mereka berbagi dan berdiskusi, blog adalah sesuatu yang lebih personal. Orang boleh singgah, tapi mereka adalah tamu. Pengunjung boleh ada, tapi kehadiran mereka bukan inti keberadaannya. Blog adalah eksistensi pemiliknya. Popularitas blog yang meroket sejak pergantian milenium ini memunculkan demokratisasi (untuk yang kesekian kalinya) di ranah maya. Tanpa duit dan prosedur berbelit, setiap orang bisa memiliki tempat di internet. Ini mengundang banyak orang untuk mematok kapling di dunia maya. Tak perlu diisi dengan hal-hal serius, toh kita bisa mendapatkannya dengan amat mudah. Lebih mudah dari menulis di buku diari.Para blogger menumpahkan muntah mantihnya di sana. Term...

dan

dan jiwa yang sedang bergejolak itu mendidihkan kenangan-kenangan hingga matang puisi di tungku jiwamu hingga waktu menghela kereta mimpi ke segala tak berbatas nafasmu